Minggu, 07 Februari 2010

Pengatur Uang yang Baik Vs Pengatur Uang yang Buruk

Baik buruknya kondisi keuangan seseorang akan sangat ditentukan oleh bagaimana orang tersebut mengatur uangnya sendiri.

Meski Anda punya banyak uang, kalau Anda tak bisa mengaturnya dengan bijak, maka sangat mungkin bahwa ada banyak kebutuhan yang tak bisa terpenuhi, apa lagi jika uang Anda pas-pasan.

Karena itu, Anda perlu menjadi seorang pengatur keuangan yang baik. Lalu, apa beda pengatur uang yang baik vs yang buruk? Berada di golongan manakah Anda?

Berikut adalah perbedaan dalam bentuk tabel, yang saya adaptasikan dari buku What I Didn’t Learn at School But I Wish I Had (by the way, panjang banget yak, judulnya...) karya Jamie McIntyre:

Pengatur Uang yang BaikPengatur Uang yang Buruk
1.Menyisihkan 10% dari pendapatan

2. Meminimalisasi pembelanjaan
untuk barang yang nilainya
menurun dan berinvestasi.

3.
Mempunyai tujuan yang jelas,
misalnya ingin menjadi kaya
dalam 5 tahun.

4.
Punya rencana sendiri dan
bisa menerapkannya

5.
Bergaul dengan para pengatur
keuangan yang baik

6.
Tahu bahwa ia perlu strategi dalam
mengatur pengeluaran
(termasuk dari nasihat orang lain)

7.
Mencari pembimbing dalam
keuangan, atau mencari sumber-
sumber pengetahuan tentang
mengatur keuangan.


1. Langsung membelanjakan pendapatan

2.Harus membeli barang apapun yang
mereka inginkan sekarang juga, walau
akan sulit pembayarannya.

3.
Tak punya tujuan dan rencana, kecuali
ingin menjadi kaya raya ”suatu hari nanti”

4.
Selalu ikut-ikutan orang lain


5.
Selalu bergaul dengan orang dengan
masalah keuangan yang sama

6.
Percaya bahwa ia tak perlu nasihat
orang lain


7. Tak punya minat untuk menambah
pengetahuan tentang keuangan.


Sebelum Anda membelanjakan uang, ingatlah salah satu pepatah yang mengatakan:

”A fool and his money are soon parted”

Orang yang bodoh akan mudah sekali kehilangan uang. Nah, termasuk pengatur uang yang bagaimanakah Anda?

Pelajaran Keuangan: Fokus Pada Aset, Bukan Income

Di awal tahun 2009 ini, Robert Kiyosaki yang terkenal dengan bukunya Rich Dad Poor Dad kembali membuat satu gebrakan lagi dengan menulis buku keuangan lain yang diberi judul Conspiracy of The Rich. Buku ini terbilang lain daripada yang lain, karena Robert menulis bab demi bab yang kemudian di-upload ke internet, untuk bisa menjadi bahan diskusi. Jadi, buku ini adalah sebuah buku interaktif.

Di dalam buku Conspiracy of The Rich ini, saya menemukan banyak sekali pelajaran berharga tentang keuangan dari Robert Kiyosaki. Di dalamnya terdapat banyak sekali ide brilian tentang keuangan yang mungkin tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang.

Salah satu pelajaran yang bisa Anda dapatkan untuk bisa menjadi sukses secara finansial dalam buku ini adalah dengan memfokuskan diri pada aset, bukan pemasukan atau income.

Bagaimana prinsip ini bisa diterapkan? Robert sendiri mencontohkannya dengan bisnis Rich Dad Company-nya.

Robert Kiyosaki tidak memfokuskan dirinya untuk mendapatkan income dengan membuat produk di Rich Dad Company. Namun, Robert justru memusatkan perhatiannya untuk menciptakan aset. Maksudnya, ia tidak fokus pada buku-buku yang diproduksinya, tapi ia fokus pada produksi derivatifnya, yaitu hak lisensi, sehingga ia bisa menjual hak lisensi pada negara-negara lain yang ingin menterjemahkan bukunya. Selain dari buku, Robert juga punya aset lain dari hak lisensi permainan Cashflow dan merek dagang miliknya.

Dengan cara ini, Robert juga menyangkal prinsip “live below your means” yang banyak diterapkan orang. Menurutnya, apa yang lebih tepat adalah “expand your means”! Jadi, jangan hanya fokus pada menabung uang, tapi lebih fokuslah dalam memperbanyak aset. Tingkatkan kemampuan dalam keuangan, bukannya menurunkan standar pengeluaran.

Bagi Robert dan istrinya, Kim Kiyosaki, memperbanyak aset dilakukan dengan rencana mereka di tahun 2009 ini untuk menerbitkan tiga buku baru, membeli 200 sampai 500 unit rental, mengebor lagi sumur minyak, dan lain lain.

Prinsip yang diterapkan Robert dan istrinya ini mengingatkan saya pada Mike Litman, penulis buku Conversations with Millionaires. Ia pernah menulis dalam salah satu artikelnya, bahwa inilah apa yang dilakukan oleh para entrepreneur.

Jadi, para entrepreneur fokus pada tujuan jangka panjang, bukan jangka pendek. Para entrepreneur fokus dengan membangun aset, bukannya pada pemasukan atau income, seperti apa yang dilakukan oleh para karyawan. Kalau para karyawan fokus pada gaji yang keluar tiap bulan, maka para entrepreneur fokus pada membangun aset yang bisa memberi keuntungan untuk jangka panjang.

Memperbanyak aset tidak harus dilakukan dengan uang sendiri, lho. Bahkan, Robert mengatakan bahwa ia suka berhutang untuk membangun aset (bukan untuk barang konsumtif). Tak heran Robert bisa pensiun di usia 47 tahun. Pengetahuan finansialnya begitu dalam, dan tentunya ia mempraktikkannya sendiri :)

Nah, apa yang Anda baca tadi cuma sekelumit pelajaran berharga dari buku Conspiracy of The Rich. Kalau Anda ingin mengetahui pelajaran-pelajaran lain, langsung saja klik situs Conspiracy of The Rich, dan baca bukunya online secara gratis! Tapi sebaiknya Anda bergegas, karena tak lama lagi buku ini akan segera diterbitkan, dan Anda tak akan bisa membacanya lagi secara gratis di internet.

Pengetahuan Finansial Penting Untuk Anda

Baik orang kaya atau miskin, pandai atau bodoh, tua atau muda, semua memiliki persamaan kalau sudah sampai pada urusan uang.

Ya, kita semua menggunakan uang. Jumlah uang yang dimiliki dan bagaimana cara kita menggunakan uang memang berbeda satu sama lain. Namun, yang pasti di dunia ini kita semua memerlukan uang, kecuali kalau Anda hidup bersembunyi dan bertapa terus menerus di sebuah gua keramat.... :)

Jadi, apa tanda dari hal tersebut?

Ini menunjukkan bahwa kita semua perlu memiliki pengetahuan finansial yang baik.

Dalam sebuah riset oleh Organisation for Economic Co-operation and Development(2005) yang diberi judul “Increasing Financial Literacy”, disebutkan bahwa pendidikan atau pengetahuan finansial menjadi semakin dibutuhkan di antaranya karena:

1. Orang sekarang dihadapkan dengan instrumen finansial yang semakin kompleks, dengan berbagai keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
2. Adanya generasi baby boom (orang yang lahir setelah perang dunia II di Amerika), dan juga meningkatnya harapan hidup
3. Rendahnya tingkat “melek finansial” masyarakat

Dalam riset tersebut, dinyatakan bahwa pendidikan finansial itu penting tidak hanya bagi kepentingan individu saja. Pendidikan finansial tidak hanya mampu membuat Anda menggunakan uang dengan bijak, namun juga dapat memberi manfaat pada ekonomi.

Jadi, konsumen yang memiliki pendidikan finansial bagus akan mampu menggunakan uang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan, sehingga ini akan mendorong para produsen untuk membuat produk atau jasa yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.

Bahkan, sebuah penelitian di Australia pernah mengungkapkan bahwa peningkatan pendidikan finansial pada 10% populasi akan berpotensi meningkatkan ekonomi Australia sebesar 6 miliar dollar Australia per tahun dengan cara membuka 16.000 lapangan kerja baru.

Itu semua bisa terjadi karena orang sudah semakin sadar akan pentingnya mengatur keuangan dan bagaimana memanfaatkannya untuk masa depan. Karena itulah, seharusnya anak-anak sekolah sudah dibekali dengan pendidikan finansial, agar nantinya mereka bisa punya kontrol atas uang yang mereka miliki.

Menurut Annamaria Lusardi, professor di Dartmouth College, seperti dikutip dari USnews.com, mengatakan bahwa orang-orang yang mengetahui dasar prinsip keuangan akan memiliki rencana pensiun yang lebih baik, memiliki kekayaan lebih besar, dan bisa menghindari hutang (untuk barang konsumtif) dengan lebih baik.

Di luar negeri sendiri, pendidikan finansial sudah diajarkan di sekolah-sekolah, namun hal tersebut ternyata belum cukup. Sama seperti kebanyakan pelajaran lain di sekolah, pendidikan finansial ini pada umumnya masih kurang efektif karena sistem mengajar di sekolah yang kurang aplikatif.

Menurut Robert Kiyosaki, pendidikan bisa dimulai dari kata-kata. Pada dasarnya ini sama dengan prinsip-prinsip yang sudah ada, yaitu “Anda adalah apa yang Anda pikirkan”. Sebab, kata-kata itu sendiri tentunya bertujuan untuk “memberi makan” pikiran kita dengan hal yang positif, ataupun negatif.

Memulai pendidikan finansial dengan kata-kata misalnya bisa dilakukan dengan menggunakan “bahasa orang kaya”, seperti istilah aset dan liabilitas. Namun, tentunya kata-kata saja belum cukup, karena itu hanyalah suatu bagian dari sebuah proses.

Selain dipelajari di sekolah, pendidikan finansial sendiri bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain seperti dengan mengikuti seminar, membaca buku / eBook finansial (salah satu yang saya sarankan ada di asetinternet.com), mengunjungi situs-situs finansial (seperti finance.yahoo.com), dan tentunya dengan mempraktikkan langsung apa yang telah kita ketahui.


“Pendidikan finansial punya kekuatan untuk mengubah dunia”

- Robert Kiyosaki-

Rencana Keuangan Menyelamatkan Anda

Melakukan manajemen keuangan atau rencana keuangan tidak hanya akan menyelamatkan kondisi keuangan Anda sendiri, namun juga bisa menjadi suatu “obat” bagi Anda. Bagaimana bisa?

1. Rencana keuangan bisa Anda gunakan sebagai alat analisis, dan juga peta keuangan.

Dengan memiliki rencana keuangan, maka Anda akan tahu apakah Anda sudah mengarah pada jalan yang benar secara finansial.

Anda mungkin punya tujuan dan mimpi, tapi jika Anda tidak membuat suatu “peta” untuk mewujudkannya, maka perjalanan Anda akan menjadi tak terarah. Dengan membuat “peta” berupa rencana keuangan, Anda tidak hanya akan memiliki suatu “penunjuk jalan finansial”, tapi Anda juga akan bisa mengukur kemajuan yang Anda buat, tentunya kemajuan secara keuangan.
Itu kalau Anda sendiri.

Bagaimana jika sebuah negara atau perusahaan besar yang tidak memiliki rencana keuangan? Bisakah Anda membayangkannya?

2. Rencana keuangan bisa membuat Anda menjadi majikan untuk uang.

Melakukan manajemen keuangan, mengatur dan merencanakan keuangan Anda, akan bisa membuat Anda selalu mengendalikan uang, bukannya dikendalikan oleh uang. Menjadi bos atau majikan tentu lebih enak daripada menjadi buruh, bukan..hehe

3. Rencana keuangan adalah cermin dari kondisi keuangan Anda yang sesungguhnya.

Ketika Anda membuat suatu rencana keuangan, Anda akan mengetahui apakah Anda sudah hidup dalam batas keuangan Anda atau tidak.

Sebelum kartu kredit banyak digunakan seperti sekarang, Anda bisa mengukur apakah Anda tidak melebihi batas kemampuan keuangan, karena Anda masih bisa melihat uang yang terisa. Tapi dengan kartu kredit, Anda bisa tidak sadar jika uang yang Anda keluarkan ternyata berlebihan. Karena itu, membuat rencana keuangan bisa menjadi solusinya.

4. Rencana keuangan akan membantu Anda mewujudkan rencana Anda untuk menabung dan berinvestasi.

Kalau sebelumnya Anda hanya punya bayangan, angan-angan, atau mimpi untuk menginvestasikan uang, maka dengan membuat rencana keuangan, jalan Anda untuk mewujudkannya akan menjadi lebih mudah. Bahkan, jika kita telah membuat perencanaan, maka kemungkinan besar kita juga akan bisa menjadi lebih baik lagi, dengan mencapai tujuan lain yang justru tidak kita rencanakan.

5. Menjalankan apa yang sudah direncanakan membantu Anda menyisihkan uang
Dengan begini, Anda bisa memiliki uang yang bisa Anda gunakan untuk hal-hal yang benar-benar berguna, bukannya membuang-buangnya untuk hal-hal yang bahkan Anda sendiri tidak ingat untuk apa.

Ini bukan berarti “live below your means”, atau mencoba hidup di bawah batas keuangan dengan “mengorbankan” hal-hal yang ingin Anda beli. Cara yang lebih baik memang bukan “live below your means”, tapi “expand your means”, atau memperbanyak uang yang masuk. Namun, membeli hal-hal yang tidak memiliki manfaat sama saja dengan boros, dan itu harus dihindari, seperti kutipan Al-Quran yang menyebutkan bahwa..

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
(Al-Israa’ 27)

6. Rencana keuangan membuat Anda tau di mana Anda menghabiskan terlalu banyak uang, sehingga Anda bisa memfokuskan kembali untuk mewujudkan tujuan Anda yang sesungguhnya. Anda juga bisa keluar dari jeratan hutang buruk, yaitu hutang untuk hal-hal konsumtif atau yang menurun nilainya

7. Rencana keuangan membantu Anda tidur lebih nyenyak setiap harinya, karena Anda tidak perlu terbangun karena khawatir akan bagaimana Anda bisa memenuhi kebutuhan besok. Jadi, membuat rencana keuangan bisa menjadi "obat tidur" yang bagus

7 Obat Mujarab Untuk Dompet Kosong

Dalam buku fenomenalnya yang berjudul The Richest Man In Babylon, George S. Clason memberi pelajaran-pelajaran berharga dalam hal keuangan.

Salah satu bab yang layak untuk saya bagi pada Anda ada pada halaman 35, di mana Clason memberi tujuh poin berharga yang ia sebut sebagai “Seven Cures for A Lean Purse” atau “Tujuh Obat untuk Dompet yang Tipis”.

Apa saja ketujuh obat tersebut?

Sebenarnya tips berikut hampir sama dengan apa yang disebutkan oleh Robert Allen, tapi ada beberapa perbedaan - dan yang ini lebih original, karena Clason lebih dahulu menulis tentangnya.

Berikut saya beri ringkasannya untuk Anda:

Obat #1: Simpan 10% dari Penghasilan Anda

Mungkin Anda sering mendengar prinsip ini. Artinya, prinsip ini memang berhasil jika diterapkan :) Anda harus menyimpan 10% dari penghasilan Anda untuk diri sendiri. Jangan berikan 10% tersebut pada saya, penjual mobil, supir taksi, tukang bakso, dan lain lain. Sebagai gantinya, Anda bisa menggunakan 90% dari pendapatan Anda untuk itu semua.

Obat #2: Kendalikan Pengeluaran Anda

Jika Anda bertanya, “bagaimana jika saya tak punya cukup uang untuk ditabung?” Clason memberi jawabannya pada obat kedua: Anda harus membedakan antara keinginan dan kebutuhan.

Dalam bukunya, Clason menyebutkan bahwa apakah seseorang itu penghasilannya tinggi atau rendah, semuanya bisa memiliki dompet yang sama-sama kosong. Karena itu, masalahnya ada pada mengendalikan pengeluaran secara bijak.

Obat #3: Lipat Gandakan Penghasilan Anda

Menyimpan 10% saja tidak cukup. Anda juga perlu melipatgandakan atau meningkatkan pendapatkan Anda. Anda bisa melakukannya dengan melakukan investasi pada bisnis yang Anda suka. Mungkin saja investasi deposito, real estate, bisnis afiliasi, atau hal-hal lain yang mampu Anda lakukan. Intinya adalah, Anda harus memiliki pemasukan yang terus mengalir.

Obat #4: Jaga Uang Anda

Jangan biarkan hasil kerja keras Anda hilang begitu saja. Jika Anda ingin meminjamkan uang, pastikan bahwa orang yang akan Anda pinjami mampu membayar hutang tersebut. Kemudian, jika Anda ingin melakukan kerjasama bisnis dengan orang lain, pastikan ia tahu apa yang ia lakukan. Artinya, jangan bekerjasama dengan orang yang salah atau tidak ahli dalam bidangnya.

Oh ya...dalam salah satu eBook saya, Aturan-Aturan Emas Sukses Finansial, Anda juga dapat menemukan konsep ini. Kunjungi targetpositif.com jika Anda ingin melihat konsep-konsep lain.

Obat #5: Buat Rumah Anda Sebagai Investasi yang Menguntungkan

Clason merekomendasikan Anda untuk memiliki rumah sendiri. Rumah Anda adalah harta yang berharga, yang bisa memberi perlindungan untuk Anda, keluarga, dan juga harta Anda yang lain. Jadi, buatlah rumah Anda sebagai investasi yang berharga, sehingga rumah tersebut dapat memberi Anda kenyamanan dan rasa percaya diri dalam usaha Anda.

Obat #6: Amankan Masa Depan Anda

Amankan masa depan Anda sehingga Anda dan keluarga mendapat perlindungan finansial di masa depan. Lakukan yang terbaik pada hari ini untuk mempersiapkan segala kebutuhan masa depan.

Obat #7: Tingkatkan Kemampuan Anda untuk Mencari Uang

Jangan pernah berhenti belajar, selalu tingkatkan keahlian dan pengetahuan Anda dalam bidang Anda saat ini. Dengan begitu, maka pendapatkan Anda juga bisa meningkat, karena Anda akan berkembang menjadi orang yang lebih bijaksana, dan Anda juga akan mampu untuk bekerja dengan lebih baik dalam bidang Anda saat ini. Saya percaya Anda telah melakukannya, karena Anda sedang membaca artikel ini :)

tips manajemen hutang

Mengatur atau memanajemen hutang tidak hanya bisa dilakukan oleh para ahli. Anda sebenarnya bisa melakukannya sendiri jika Anda benar-benar ingin mengatur dana pinjaman dan masa depan keuangan. Jika Anda siap melakukannya, tanpa saran dari ahli keuangan pun Anda bisa mengurangi hutang buruk, dan yang lebih penting adalah, Anda tak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar ahli keuangan :)

Anda tidak percaya?

Coba dahulu langkah berikut untuk mengurangi hutang Anda. Anda akan tahu bahwa langkah-langkah berikut sebenarnya cukup sederhana dan logis, tapi semua tergantung bagaimana Anda menerapkannya. Anda bahkan tak perlu punya gelar sarjana dalam bidang ekonomi atau bisnis untuk memahaminya!

Berikut langkah-langkahnya:

1. Buat rencana keuangan

Jika Anda memiliki rencana yang jelas tentang bagaimana Anda akan menggunakan atau membelanjakan uang, maka Anda akan bisa meminimalisasi pengeluaran yang tidak perlu. Pada awalnya memang sulit untuk dilakukan, tapi jika Anda terus menerus melakukannya, maka Anda akan terbiasa.

2. Sisihkan income / pemasukan untuk pelunasan hutang

Jika Anda mendapat pemasukan secara bulanan, maka menyisakan uang Anda untuk pelunasan hutang adalah langkah yang baik. Dengan demikian, akan ada keterpaksaan agar Anda melunasi hutang. Ini juga merupakan cara yang bagus untuk memastikan bahwa Anda tak bisa menyentuh uang tersebut, karena Anda uang tersebut sudah Anda rencanakan untuk keperluan lain.

3. Menabung

Coba potong pengeluaran. Anda bisa melakukannya dengan menghemat energi, seperti listrik dan air. Jika memungkinkan, potonglah pengeluaran untuk hal-hal yang bisa Anda lakukan sendiri. Misalnya saja untuk laundry, perawatan taman / kebun, perbaikan pipa, dll.

4. Prioritaskan hutang dengan bunga tertinggi

Jika Anda punya banyak hutang, bayarlah hutang yang bunganya paling tinggi terlebih dahulu. Dengan demikian, maka Anda akan terhindar dari bunga hutang yang nilainya juga akan makin tinggi. Anda juga akan dapat menyisihkan uang untuk membayar hutang yang lain (yang bunganya lebih rendah). Mengenai pelunasan hutang seperti ini, David Ciang telah memaparkanya secara baik dan jelas di dalam eBooknya yang berjudul Keuangan Pribadi: Resep Rahasia di Balik Kesuksesan Kaum Kaya (bisa Anda dapatkan melalui www.AsetInternet.com).

5. Bayar lebih banyak

Jangan hanya membayar cicilan hutang sesuai jumlah yang diminta. Jika Anda punya uang, bayar lebih banyak. Dengan demikian, maka kekhawatiran Anda akan berkurang, dan akan ada keringanan beban dalam pelunasan hutang Anda yang berikutnya.